Select Page

Pramono, Septian Dwi. 2018. Analisis Manajemen Laboratorium Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pasuruan. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. I wayan Sumberartha, M. Sc., (II) Hendra Susanto, S. Pd., M. Kes., Ph. D.

Kata Kunci: manajemen laboratorium biologi, sekolah menengah atas, kabupaten Pasuruan

Sekolah menengah atas (SMA) harus memiliki laboratorium biologi, seperti yang diatur dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA). Laboratorium biologi berisi alat, bahan, dan sarana laboratorium yang mendukung kegiatan pembelajaran praktikum biologi, sehingga harus dikelola dengan suatu manajemen yang baik. Studi pendahuluan yang berupa kajian literatur menunjukkan bahwa laboratorium biologi SMA belum dikelola dengan suatu manajemen yang baik, dan wawancara dengan kepala laboratorium biologi dan guru biologi menunjukkan bahwa kepala laboratorium biologi dan guru biologi tidak mengetahui konsep manajemen laboratorium biologi.

Jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari skor validasi instrumen penelitian, kuesioner, dan lembar observasi sedangkan data kualitatif diperoleh dari catatan dan saran perbaikan dari validator, serta wawancara.  Validasi dilakukan oleh ahli manajemen laboratorium biologi dan praktisi lapangan. Uji coba terbatas dilakukan kepada 32 siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Purwosari tahun ajaran 2018/2019. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner manajemen laboratorium biologi untuk kepala laboratorium, guru biologi, dan laboran; instrumen wawancara manajemen laboratorium biologi untuk   kepala laboratorium, lembar observasi manajemen laboratorium biologi; dan kuesioner manajemen laboratorium biologi untuk siswa memiliki validitas isi, konstruk, dan empiris  dalam kategori valid serta memiliki memiliki reliabilitas dalam kategori sangat tinggi.

Setelah dilakukan penelitian diketahui hanya 4 SMA yang memiliki ruang laboratorium biologi tersendiri. SMAS Advent Purwodadi dan SMAS Al-Yasini Kraton tidak memiliki ruang laboratorium biologi tersendiri. Laboratorium biologi SMA kabupaten Pasuruan telah memiliki luas lebih dari luas minimal yaitu 48 m2 seperti yang telah diatur dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007. Terdapat 2 laboratorium biologi yang tidak memiliki ruang persiapan dan ruang penyimpanan, yaitu laboratorium biologi SMAS Advent Purwodadi dan SMAS Maarif NU Pandaan. Laboratorium biologi SMA di kabupaten Pasuruan telah memiliki persyaratan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.

Manajemen laboratorium biologi memiliki tingkat manajemen laboratorium biologi yang berbeda-beda antara lain. (1) SMAS Advent Purwodadi memiliki manajemen laboratorium biologi dalam kategori unggul dengan nilai 97%, karena didukung oleh aspek pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang memiliki nilai sempurna dan dalam kategori unggul sedangkan aspek perencanaan dalam kategori baik. (2) SMA Negeri 1 Kejayan memiliki manajemen laboratorium biologi dalam kategori baik dengan nilai 90%, dengan aspek pelaksanaan dan pengorganisasian dalam kategori unggul serta aspek pengawasan dan perencanaan dalam kategori baik. (3) SMA Negeri 1 Pandaan dan SMAS Al-Yasini Kraton memiliki manajemen laboratorium biologi memiliki nilai yang sama yaitu 89% dan dalam kategori baik. SMA Negeri 1 Pandaan memiliki aspek pelaksanaan dan pengorganisasian dalam kategori unggul, sedangkan aspek perencanaan dan pengawasan dalam kategori baik. SMAS Al-Yasini Kraton memiliki aspek pelaksanaan dalam kategori unggul, sedangkan 3 aspek yang lain dalam kategori baik. (4) SMA Negeri 1 Purwosari memiliki manajemen laboratorium biologi dalam kategori cukup, dengan aspek pelaksanaan dalam kategori baik sedangkan aspek perencanaan dan pengorganisasian dalam kategori cukup serta aspek pengawasan dalam kategori kurang. (5) SMAS Maarif NU Pandaan memiliki manajemen laboratorium biologi dalam kategori kurang, dengan aspek pengawasan dalam kategori cukup sedangkan 3 aspek yang lain dalam kategori kurang.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa manajemen laboratorium biologi SMA kabupaten Pasuruan dalam aspek konsep tidak terdapat perbedaan, namun dalam aspek implementasi terdapat perbedaan. Perbedaan dalam aspek implementasi terjadi karena setiap laboratorium biologi memiliki sarana dan tenaga laboratorium biologi yang berbeda.