Select Page

ABSTRAK

Mukminin, Lilik Hidayatul. 2016. Identifikasi Senyawa Bioaktif dan Uji Antioksidan Perasan Buah Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) untuk Terapi Mencit Balb/C Diabetes Hasil Induksi Streptozotocin. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Betty Lukiati, M.S., (II) Ir. Nugrahaningsih, M.P.
Kata kunci: perasan buah labu siam, senyawa bioaktif, antioksidan,
streptozotocin, diabetes mellitus, mencit (Mus musculus).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit fisiologis dengan karakteristik gangguan pada metabolisme glukosa akibat penurunan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Jumlah penderita DM di Indonesia meningkat dengan estimasi pada tahun 2030 mencapai 21,3 juta penderita. Injeksi insulin menjadi terapi utama DM tipe1 dengan risiko hipoglikemia yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif, total fenol, aktivitas antioksidan, dan potensi perasan buah labu siam sebagai alternatif terapi diabetes pada mencit hasil induksi multiple low doze streptozotocin. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan eksperimental. Penelitian deskriptif skrining fitokimia dengan pereaksi warna menunjukkan perasan buah labu siam mengandung flavonoid dan polifenol, sedangkan dengan kromatografi lapis tipis terdeteksi mengandung senyawa flavonoid jenis rutin dengan nilai Rf 0,25 dan polifenol jenis peonidin dengan nilai Rf 0,63, sedangkan uji alkaloid menunjukkan reaksi negatif. Perasan buah labu siam mengandung kadar total fenol mencapai 154,4 |ig asam galat/g dan memiliki aktivitas antioksidan tinggi dengan nilai IC50 sebesar 34,35567 |ig/mL. Penelitian eksperimental dilakukan menggunakan RAL dengan perlakuan (5×4). Hasil pengukuran kadar glukosa darah dianalisis dengan ANAKOVA untuk mengetahui pengaruh perasan buah labu siam terhadap kadar glukosa darah mencit diabetes. Hasil perhitungan rerata kadar glukosa darah menunjukkan bahwa perasan buah labu siam dengan dosis 121, 242, 363, dan 484 mg/20 gBB, dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan penurunan paling besar pada pemberian perasan dosis 242 mg/ 20 gBB, sedangkan analisis secara statistik menunjukkan tidak berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah mencit. Penelitian dengan hewan model diabetes, sebaiknya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah sebelum aklimatisasi dan menggunakan metode stratified doze streptozotocin (SD-STZ) untuk memperoleh hewan model diabetes dengan kondisi hiperglikemia yang lebih stabil.