Select Page

ABSTRAK

Istikomah. 2010. Pengaruh Ekstrak Daun dan Kulit Batang Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) pada Beberapa Konsentrasi terhadap Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae Secara In Vitro. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd, (II) Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si.

Kata kunci: Daun Bungur dan Kulit Batang Bungur , daya antibakteri, solutio petitt, Shigella dysenteriae.

Disentri merupakan penyakit yang banyak menyerang masyarakat terutama anak-anak dan orang lanjut usia. Bakteri penyebab penyakit disentri basiler ialah Shigella dysenteriae. Masyarakat biasanya menggunakan antibiotik sintetik untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk disentri. Saat ini beberapa spesies bakteri telah resisten terhadap antibiotik sintetik, sehingga perlu adanya alternatif obat lain, seperti pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Daun bungur dan kulit batang bungur dapat digunakan untuk membantu mengatasi penyakit diare. Adapun senyawa antibakteri yang terkandung dalam daun dan kulit batang bungur seperti saponin, flavonoid dan tannin (Dalimartha, 2005).
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui: 1)pengaruh antara ekstrak bagian tanaman yaitu ekstrak daun bungur dan ekstrak kulit batang bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, 2) pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, 3)pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kulit batang bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, 4) konsentrasi ekstrak daun bungur dan kulit batang bungur yang mempunyai daya hambat tertinggi terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro, 5) pengaruh interaksi antara bagian tanaman bungur dengan macam konsentrasi yang digunakan terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 – Mei 2010 di Laboratorium Mikrobiologi jurusan Biologi FMIPA UM. Jenis penelitian ialah penelitian eksperimen dan rancangan penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak lengkap (RAL). Bahan yang diuji berupa serbuk daun bungur dan serbuk kulit batang bungur yang diperoleh dari Balai Materia Medika Malang. Ekstraksi serbuk daun dan serbuk kulit batang bungur dilakukan dengan maserasi menggunakan alkohol 95%, kemudian diuapkan dan dilarutkan menjadi berbagai konsentrasi dengan menggunakan solutio petit. Konsentrasi ekstrak yang diujikan yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70%. Daya antibakteri daun bungur dan kulit batang bungur ditentukan berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan S. dysenteriae yang telah ditumbuhkan pada medium NA yang telah diberi ekstrak daun bungur maupun kulit batang bungur di dalam lubang sumuran diikubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA Ganda dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikansi 1%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) ada pengaruh perbedaan yang signifikan antara ekstrak daun bungur dan kulit batang bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro, 2) ada pengaruh perbedaan macam konsentrasi ekstrak daun bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro, 3) ada pengaruh perbedaan macam konsentrasi ekstrak kulit batang bungur terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro, 4) ekstrak dengan konsentrasi 60% merupakan bagian tanaman dengan konsentrasi yang mempunyai daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dycenteriae, 5) ada pengaruh interaksi antara bagian tanaman Bungur dengan macam konsentrasi yang digunakan terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro, 6) ekstrak daun bungur dapat menghasilkan zona hambat pertumbuhan Shigella dysenteriae lebih besar dibandingkan dengan ekstrak kulit batang bungur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut saran yang dapat dikemukakan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang serupa dengan menggunakan bakteri uji lain dan bagi masyarakat disarankan agar pembudidiayaan tanaman bungur sebagai pelengkap toga dapat diperluas untuk menjaga keseimbangan jumlah tanaman bungur agar tidak punah.